Bila Tiba Saatnya


Puji Syukur hanya pada Sang Pemilik Kehidupan, Dialah yang menggenggam alam semesta dan mengatur kehidupan di dalamnya. Dia-lah yang menciptakan rasa suka dan cinta pada sesama. Diciptakan pula secara berpasang-pasangan. Siang dan Malam, Gelap dan terang, Laki dan perempuan dll. Setiap manusia ditanamkan rasa suka pada sesama agar tentram hatinya.

Pada tulisan ini saya ingin sedikit mengupas anugerah Sang Pemilik Cinta yang saya rasakan. Kisah ini berawal saat saya mengenal sosok wanita yang asing bagi saya. Coba bayangkan saja, saya mengenal dia melalui sms nyasar. Selidik punya selidik ternyata hp nya dipakai oelh adik kecilnya. Dari sms itu, ternyata dia adalah anak dari tetangga rumah. Berawal dari sms itulah, kita saling kenal dan saling memahami. Saya heran kala itu, karena bahasan kami nyambung banget. Masih ingat sekali saat dia pertama kali menanyakan, apakah kamu bisa qiro’ah (membaca quran dengan suara indah)? eh…..gak tahunya, ibuku setiap hari ke rumahnya. kami pun ketawa..

24 Januari 2010 kita mengenal. sms dan telp dengan dia kini menjadi sebuah kebutuhan. gak tahu kenapa, saya selalu merindukan sms/telp darinya. begitu juga dengan dia. kehidupan dia di pesantren membuat hubungan kita bisa dikatakan LDR yang mengenaskan. kita hanya bisa sms/telp setahun dua kali. Hal itu berlangsung hampir 3 tahun Bahkan di saat saya memperoleh gelar magister di tahun 2012 saya belum pernah bertemu dengan dia, bertatap muka dan bersua dengannya.

lebaran tahun 2013, saya merencanakan untuk mengajak dia bertemu. Pertemuan kami dilaksanakan di rumah neneknya di gresik. Coba bayangkan, insan yang saling suka dan mencintai selama 3 tahun tidak pernah bertemu dan kenal, kini bisa menatap wajah satu sama lain. Aissss…..dia menundukkan kepala, khas anak  pesantren. Degup jantung saya terpompa semakin kencang, tapi bisa saya atur iramanya. hehe.

cincin

Oktober 2013. Setelah pertemuan itu, orang tua kami saling menyatukan pendapat. Alhasil saya berniat melamar dia di bulan desember. Tetapi, rencana Sang Pemilik hati lebih sempurna untuk kita. Orang tua kita sepakat untuk langsung melakukan akad nikah, dan resepsinya bulan Mei 2014. dag dig dug belum hilang ditambah lagi perubahan rencana resepsi yang dilangsung di bulan desember juga. Sebelum orang tuanya memutuskan akad nikah itu, beberapa kyai atau ulama sudah diminta melakukan istikhoro (semacam mencari petunjuk pada Allah) dan hasilnya semuanya bagus. saya dan dia ijtima’ (kumpul). Alhamdulillah….

Saya merenung dan kadang memikirkan rencana Allah yang begitu sempurna. Di saat tiba waktunya, maka semua jadi mudah dan cepat. Hampir setiap hari sejak kejadian itu, saya selalu merenung dan terkadang menitikkan air mata. Entah apa yang saya rasakan. begitu besar rahmat Allah untuk hambaNya yang bersabar.

Pesan buat para remaja, bila kau sudah siap untuk melepas lajang, bilang ke Allah. Curhatkan ke Allah masalahmu. Jika Allah menilai kamu sudah siap, maka akan didatangkan pasangannmu, insyaAllah. Jaga hati dan sikap karena pasangan kita adalah cerminan diri kita.

Kini, saya hanya bisa bersyukuru punya calon mertua yang baik, teman dan sahabat yang baik, dan semuanya. di saat saya jauh dari rumah, merekalah yang mengatur semuanya. Sungguh nikmat Tuhanmu yang mana yang kamu dustakan??

Tinggalkan komentar