Sungguh hari-hari ini penuh dengan kegundahan, kecemasan, tetapi lebih banyak kebahagiaan. Semiggu lagi saya akan melakukan perjanjian yang berat (Mitsaqon Gholidzo) yang mana dalam Al Quran ada 3 perjanjian berat. Perjanjian Bani Israil dengan Allah dan juga Perjanjian Allah dengan para Rosul. Nuansa sakral itu terasa semakin aneh karena saya hanya sekali bertatap muka dengan calon istri dan belum pernah sama sekali menatap kedua orang tuanya. Tetapi subhanallah…begitu kasih sayang Allah yang ada pada kedua calon orang tuaku itu. Beliau bersemangat sekali mempersiapkan pernikahan kami, meskipun mereka belum pernah menatap wajah calon menantunya. hahaha. Fabiayyialaairobbikumaa tukadzibaan? Maka nikmat TuhanMu yang mana yang kamu dustakan??
Hanya bisa berdoa untuk mereka. Semoga selalu diberikan keluasan rezeki dan keberkahan hidup. Begitu beruntungnya bisa jadi bagian dalam keluarga mereka. Keluarga yang penuh jiwa sosial yang tinggi. Keluarga yang begitu suka membantu pada sesama. Keluarga yang melahirkan putra putri yang sholeh dan sholehah. Terkesan sekali dengan ketabahan putrinya yang insyaAllah seminggu lagi akan jadi istri saya. Dia dengan ketabahannya untuk membuat sebuah rencana yang menurut saya begitu indah.
Sejak 1 minggu sebelum melakukan akad nikah, kita sepakat untuk tidak melakukan komunikasi apapun, begitu juga dengan komen dan like di facebook. Subhanallah, padahal hari-hari kita juga jarang sekali komunikasi dan hampir dipastikan cuma 1 kali bertemu. Semoga pernikahan kami nanti barokah, insyaAllah. Oh iya ada satu hal juga yang membuat saya bersyukur bisa kenal dia dan orang tuanya. Betapa tidak! Maskawin yang dia minta pun tidak neko-neko. Sungguh menerapkan hadist Nabi yang menyatakan bahwa nikahilah wanita yang subur rahimnya dan sedikit maharnya. Semoga dengan menempuh sunnah-sunnah Rosulullah, pernikahan kita barokah. Aamiin. * Ditulis di hari terakhir di kampus 20 Desember 2013. Besok sore sudah pulang ke Gresik. Semoga selamat sampai tujuan. Aamiin Allohumma Aamiin.